Solusi COVID-19

GERD penyakit akibat asam lambung yang tidak bisa dianggap remeh

Jakarta -Penyakit GERD kembali menjadi buah bibir ketika penyakit ini dihubungkan dengan meninggalnya presenter muda Andrie Jarot.  GERD se...

Jakarta -Penyakit GERD kembali menjadi buah bibir ketika penyakit ini dihubungkan dengan meninggalnya presenter muda Andrie Jarot.  GERD sebenarnya termasuk penyakit kronis jika penyakit berlanjut memang bisa menyebabkan gangguan pada paru-paru.

Sebenarnya ada 2 gejala utama GERD yaitu nyeri dada dan bisa merasakan rasa panas didada seperti terbakar (heart burn) biasanya nyeri dada ini diikuti juga dengan mulut pahit karena ada asam yang naik (regurgitasi). 

Menurut Ari Fahrial Syam, MD.PhD,FACPDivision of Gastroenterology,Department of Internal Medicine, University of Indonesia, dari hasil survey yang kami lakukan melalui media sosial sampai dengan bulan Mei 2015 ini dari 1200 sample dengan menggunakan kuisioner GERD (GERD-Q) ternyata kami dapat data lebih dari 50 %  responden kemungkinan mengalami GERD. Penelitian yang kami lakukan tahun lalu langsung ke masyarakat, kami dapatkan 6 % masyarakat yang menjadi responden kemungkinan menderita GERD.


GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Hal ini terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan  luka pada dinding dalam kerongkongan awalnya hanya perlukaan, luka yang terjadi bisa makin luas dan bisa menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah. 

Bahkan GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan menyebabkan terjadinya penyakit Barrett’s yang merupakan lesi pra kanker. Diluar saluran cerna, asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi (erosi dental), tenggorokan (faringitis kronis), sinus (sinusitis), pita suara (laringitis), saluran pernafasan bawah  (asma) bahkan sampai paru-paru (Fibrosis paru Idiopatik) .

Penyakit GERD sebenarnya bisa dideteksi dengan menggunakan kuisioner GERD.  Total skor yang didapat dari kuisioner dapat diduga bahwa seseorang tersebut menderita GERD atau tidak: jika nilai <8 maka kemungkinan tidak menderita GERD, jika > atau = 8 kemungkinan menderita GERD.

Kuisioner GERD sendiri terdiri dari  6 pertanyaan. Dua pertanyaan pertama merupakan pertanyaan positif adanya GERD yaitu panas dada seperti terbakar (heart burn) dan adanya sesuatu yang balik arah (regurgitasi). Sedang pertanyaan negatif adalah adanya nyeri ulu hati dan mual. Sedang 2 pertanyaan terakhir dari kuisioner ini adalah gangguan tidur dan obat yang diberikan untuk mengatasi keluhan tersebut. Poin didasarkan dari frekuensi kejadian dari pertanyaan yang ada setiap harinya dalam 1 minggu. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita GERD bisa klik ‪http://www.surveymonkey.com/s/gerdq

Tatalaksana GERD
Prinsip utama mengobati pasien GERD adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi. Tatalaksana penyakit GERD berupa tatalaksana non obat/perubahan gaya hidup dan tatalaksana obat-obatan. Tatalaksana non obat yaitu perubahan gaya hidup.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tatalaksana non obat, pasien GERD antara lain:
1.     Menghindari  konsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat, tetap mengonsumsi sayur dan buah-buahan.
2.     Jangan tidur dalam waktu 2 jam setelah makan.  Langsung tidur setelah makan akan memudahkan isi lambung termasuk asam lambung akan berbalik arah kembali ke kerongkongan.
3.     Hindari makanan yang terlalu asam dan pedas.
4.     Hindari minum kopi, alkohol atau minuman bersoda yang akan memperburuk timbulnya GERD tersebut.
5.     Hindari makanan yang mengandung coklat dan keju.
6.     Menghindari stress
7.     Mengontrol berat badan sampai mencapai berat badan ideal

Beberapa data penelitian menunjukkan bahwa pada pasien yang memang sudah mengalami GERD jika  mengkonsumsi daging yang berlebih dan langsung tidur akan menyebabkan timbulnya panas di dada pada 4 dari 5 kasus GERD.

Tatalaksana obat-obatan
Obat yang diberikan terutama obat-obat yang memproduksi asam lambung atau dikenal sebagai anti sekresi asam lambung. Obat-obat kelompok ini terdiri dari 2 kelompok obat yaitu penghambat reseptor H2 (antagonist H2 reseptor) antara lain ranitidin, famotidin, nizatidin atau simetidin. 

Kelompok kedua yang termasuk obat anti asam yang kuat yaitu penghambat pompa proton seperti omeprazol,lansoprazol, rabeprazol,esomeprazol atau pantoprazol.
Antasida obat penetral asam yang banyak dijual bebas digunakan untuk mengurangi gejala akibat GERD tersebut. Endy Poerwanto/JF

jual-kurma-untuk ramadhan
Konsultan HRD

Related

Peristiwa 5572604861857284417
Informasi Berita Terbaik Rekomendasi

Jakarta Forum via Twitter

Terbaru

Populer

Random

item