Solusi COVID-19

Investor Tiongkok Realisasikan Investasi di Indonesia

Jakarta - Investor Tiongkok Realisasikan Investasi di Indonesia , Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyataka...

Jakarta - Investor Tiongkok Realisasikan Investasi di Indonesia, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan peresmian PT Sulawesi Mining Investment (PT SMI) oleh Presiden Jokowi hari ini (29/5) menunjukkan adanya investor Tiongkok yang berhasil dalam merealisasikan investasi di Indonesia.

Menurutnya, hal ini pertanda baik dalam upaya meningkatkan realisasi investasi Tiongkok di Indonesia. Berdasarkan data BKPM, rasio realisasi investasi Tiongkok di Indonesia periode 2005-2014 hanya sekitar 7%.

Franky Sibarani
 “Sebagaimana arahan Presiden Jokowi, BKPM berusaha meningkatkan rasio realisasi investasi Tiongkok paling tidak hingga angka 30%. Keberhasilan PT SMI merealisasikan investasinya hingga produksi komersial menunjukkan adanya potensi peningkatan realisasi investasi Tiongkok apabila ada fasilitasi dalam proses realisasinya,” tutur Franky di sela-sela kegiatan roadshow pemasaran investasi BKPM di Tokyo, Jepang.

PT SMI saat ini membangun industri feronikel dengan nilai investasi sebesar US$ 635 Juta dan kapasitas 300 ribu ton Nickel Pig Iron (NPI). Industri feronikel tersebut dapat memberi nilai tambah terhadap nikel mentah (ore) sebesar Rp 4 Triliun. Untuk mendukung produksinya, PT SMI juga membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 2×65 MW.

Perusahaan tersebut saat ini sedang melakukan perluasan investasi membangun industry feronikel tahap 2 dengan nilai investasi sebesar US$ 1,04 Miliar dan kapasitas 600 ribu ton. Pembangunan tahap kedua tersebut diharapkan selesai pada akhir tahun 2015 mendatang.

Sebagaimana diberitakan, hari ini Presiden Jokowi meresmikan produksi komersial industri ferronickel PT SMI di Morowali, Sulawesi Tengah. Dalam sambutannya saat acara peresmian, Presiden Jokowi berharap dalam waktu 4-5 tahun ke depan, PT SMI dapat memproduksi stainless steel yang memiliki nilai tambah luar biasa, dimana harga pada pasar internasional mencapai US$ 2800/ton, dibandingkan produk bahan mentah ore yang harganya kurang dari US$ 100/ton. HN

Konsultan HRD

Related

Peristiwa 2667817379638087604
Informasi Berita Terbaik Rekomendasi

Jakarta Forum via Twitter

Terbaru

Populer

Random

item