Solusi COVID-19

Menteri Kesehatan Resmikan ASEAN Cosmetics Leaders Forum

Jakarta - Menteri Kesehatan Resmikan ASEAN Cosmetics Leaders Forum , ASEAN Cosmetics Leaders Forum (ACLF), sebuah wadah pertemuan internasi...

Jakarta - Menteri Kesehatan Resmikan ASEAN Cosmetics Leaders Forum, ASEAN Cosmetics Leaders Forum (ACLF), sebuah wadah pertemuan internasional terbesar antara pelaku usaha, perusahaan kosmetika terkemuka, pemerintah dan pemain industri terdepan lainnya di wilayah ASEAN,

“Ini adalah waktunya untuk ASEAN. Di tengah-tengah regional yang secara geografis merupakan pintunya pertumbuhan perekonomian dunia saat ini, ASEAN memiliki pangsa pasar mencapai 600 juta konsumen dengan pendapatan nasional gabungan mencapai lebih dari 3 juta triliun dollar US,” jelas Nuning S. Barwa, President of the ASEAN Cosmetic Association, di Hotel Borobudur, Jakarta Selasa (5/5/2015).

ACLF 2015 di buka dan diresmikan oleh Nila Moeloek, Menteri Kesehatan R.I., Saleh Husin, Menteri Perindustrian R.I. Dan Forum ini diselenggarakan oleh ASEAN Cosmetic Association (ACA) bersama dengan Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (PERKOSMI) 


Nuning menambahkan ASEAN Economic Community (AEC/ MEA) telah menjadi fondasi pembukaan pasar dan usaha produksi kosmetika yang dapat membuka peluang dan tantangan untuk perusahaan pemula, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan  entrepreneur di dunia kecantikan. Perjanjian kerjasama di perdagangan, pelayanan, bakat, dan aset sumber daya baik manusia, permodalan dan investasi akan membentuk tata cara pengembangan bisnis secara regional serta memungkinkan diperluasnya bisnis antar regional dan dunia,".

“ASEAN kini merupakan kawasan dengan kekuatan ekonomi baru dunia. Untuk dapat terus bertumbuh, para pelaku industri kecantikan di wilayah ini perlu terhubung dan berkolaborasi untuk mewujudkan lingkungan bisnis yang sinergis dan melakukan program berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan usaha mereka untuk tujuan yang lebih besar.” Forum ACLF 2015 ini merupakan upaya kami untuk meningkatkan pertumbuhan industri kosmetika di wilayah ASEAN, terutama dalam menyambut MEA 2015, di mana jaminan terhadap keamanan, kualitas dan nilai tambah menjadi tuntutan pasar. Upaya ini telah diwujudkan melalui ASEAN Harmonized Cosmetic Regulatory Scheme serta dengan diterapkannya ASEAN Cosmetic Directive oleh semua Kementerian Ekonomi dari negara-negara di kawasan ASEAN. Kami berharap kerjasama ini akan tumbuh lebih lanjut," tambah Nuning.

Sementara itu Head of the ACA Organizing Committee and International Relations of PERKOSMI  Juanita Aditiawan menjabarkan bahwa tujuan dari ACLF 2015 adalah membawa kerjasama regional antara pejabat pemerintahan, serta para pelaku usaha kosmetika untuk saling berbagi wawasan, informasi, visi dan pengalaman. Juanita menambahkan bahwa forum ini menyediakan informasi terhangat dan terkini mengenai peluang dan tantangan dalam membentuk ASEAN menuju pasar sosial-ekonomi yang lebih bertanggung jawab, berkesinambungan dan terpadu.

"Kami sangat senang dapat menjadi tuan rumah dari ASEAN Cosmetic Leaders Forum 2015, kami berharap bahwa forum ini dapat menjadi wadah terbaik untuk pertemuan tingkat tinggi antara para pelaku usaha dan pemain industri serta untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dari industri kosmetika regional di masa depan, papar Juanita.

ACLF mengumpulkan para pelaku usaha kecantikan bereputasi dan pejabat pemerintahan untuk saling bertemu dan berbagi visi tentang isu-isu yang paling mendesak di kawasan terdinamis di dunia ini. 

Forum ini diharapkan dapat menjadi sebuah hub yang menjanjikan yang dapat menyelaraskan para pemain industri kecantikan masa depan, forum ini memungkinkan mereka untuk saling bertukar pikiran, memperkuat jaringan dan mencapai satu pemahaman menuju pasar sosial-ekonomi ASEAN yang terpadu. 

Berdasarkan hasil riset terakhir oleh AC Nielsen, faktor kesamaan iklim, sosial budaya, daya beli, berpotensi membuat konsumen ASEAN memiliki preferensi yang sama dengan konsumen Indonesia. Hal ini dapat menjadi pendorong produk kosmetika Indonesia dapat diterima dengan baik di pasar ASEAN. Hal ini jelas menunjukkan industri kecantikan nasional memiliki peluang dalam meningkatkan daya saing sehat untuk perekonomian di ASEAN.

Departemen Riset Finance Today memproyeksikan, industri kecantikan nasional memiliki peluang yang besar di lingkup ASEAN untuk menutup kesenjangan pada aktivitas ekspor kosmetika secara regional. Walaupun  terjadi perkembangan dan peningkatan  peluang di dunia kecantikan dan kosmetika, terdapat tantangan pada kesenjangan antara  jumlah aktivitas ekspor yang diakibatkan dari pembengkakan biaya pada kemasan, dan biaya pengadaan bahan mentah serta keseimbangan harga dan kualitas.

Di tempat yang sama Sancoyo Antarikso, Secretary-General of PERKOSMI, mengatakan, “Industri kosmetika ditantang untuk dapat meningkatkan daya saing produk dari berbagai aspek, seperti aspek keselamatan, keamanan, diversifikasi dan inovasi bagi pasar ASEAN.” Ketersediaan sumber daya alam sebagai bahan baku dalam jumlah yang melimpah merupakan faktor unggulan yang memungkinkan produk lokal mampu bersaing dengan produk sejenis asal impor, termasuk dari kawasan ASEAN. 

Demikian pula ketersediaan sumber daya manusia yang bisa diandalkan, menyebabkan kualitas dan daya saing produk dalam negeri semakin meningkat, sehingga diharapkan siap bersaing di pasar tunggal ASEAN  tutup Sancoyo. ACLF 2015 ini akan dihadiri oleh lebih dari 15 pembicara yang berasal dari berbagai perusahaan kosmetika dalam dan luar negeri. Hidayat Nur/JakartaForum

jual-kurma-untuk ramadhan
Konsultan HRD

Related

Peristiwa 6926986952067741817
Informasi Berita Terbaik Rekomendasi

Jakarta Forum via Twitter

Terbaru

Populer

Random

item